Gereja Masehi advent Hari Ketujuh

Kamis, 08 November 2012

PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2011


Tugas Final Speech And Voice
Pidato penerangan instansi


 PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL
2 MEI 2011

Salam pembuka
Assalamualaikum wr wb salam sejahterah untuk kita semua.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia. Dengan segala kerendahan hati, marilah senantiasa kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, hari ini kita dapat memperingati Hari Pendidikan Nasional yang ke-103 pada tanggal 2 Mei 2011.

Pendahuluan
Melalui peringatan ini, perkenankan kami atas nama pemerintah daerah ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh instasi pendidikan, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya, atas segala ikhtiar, kepedulian dan perhatian yang telah diberikan dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan Dalam kesempatan ini pula, kami menyampaikan selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2011, semoga pendidikan kita semakin berkualitas dan semakin terbuka akses bagi seluruh masyarakat.

Isi pidato

Hadirin yang berbahagia,
Kita semua memahami, dunia pendidikan itu sangat komplek, menantang namun juga sekaligus sangat mulia. Kompleksitas dan tantangan terus berkembang seiring dengan perjalanan zaman. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama terus menerus memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia, yang selaras dengan tema peringatan Hardiknas tahun ini yaitu: “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”.

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprokarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “ tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga kedua” adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.
Lebih lanjut diuraikan bahwa pendidikan itu sangat komplek, menantang namun sangat mulia. Oleh karena itu mari kita bersama – sama terus- menerus berikhtiar dengan sungguh – sungguh untuk menanganinya, demi kemuliaan diri, bangsa, Negara dan umat manusia. Saya mau mengajak para pemangku kepentingan pendidikan, terutama Kepala Sekolah, Guru, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Dosen, harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menumbuhkan pola piker dan prilaku yang berbasis kasih saying, toleran terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku.





Tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”.  mengingatkan kembali kepada kita semua tantangan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan jasmani anak didik.
Carut-marutnya kehidupan bangsa Indonesia tidak terlepas dari hilangnya karakter dan jati diri bangsa. Berbagai permasalahan timbul mulai dari skala kecil yang melibatkan pelajar hingga elit politik menunjukkan bahwa semakin lama bangsa ini terjerembab kedalam keterpurukan. Bangsa ini dihadapkan pada krisis kepemimpinan, dan krisis jati diri. Keadaan bangsa yang demikian tentunya sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa di masa mendatang. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, meningkatnya perilaku merusak diri, kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya rasa hormat pada orang tua dan guru, membudayanya perilaku ketidak jujuran, rasa saling curiga dan ketidak percayaan terhadap pimpinan, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa kembali mendapat perhatian Kemendiknas karena kedua hal itu saat ini berada pada posisi yang memprihatinkan. Banyak kita temukan pelajar melakukan perkelaian masal, membentuk kelompok yang meresahkan masyarakat ( geng motor, geng nero ) bahkan tak malu-malu lagi berpakaian tak senonoh, bergaya hidup bebas, dan melakukan aksi-aksi yang tak sesuai dengan akhlak mulia dan karakter bangsa.
Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat sejumlah indikator yang menunjukkan terjadinya dekadensi moral, tidak saja di kalangan remaja dan anak-anak, orang-orang dewasapun mengalami hal ini. Dalam situasi formal, tata krama  masih melekat dalam berbagai kegiatan dan perilaku,  namun pada situasi tertentu, kondisi yang tadinya tenang dan damai, tiba-tiba berubah menjadi brutal.


Menyikapi perkembangan actual akhir-akhir ini terhadap munculnya beberapa perilaku menyimpang anak didik, pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, kami ingin mengajak kepada para pemangku kepentingan pendidikan, terutama Kepala Sekolah, Guru, Pimpinan Perguruan Tinggi, dan Dosen, termasuk para orang tua, harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada peserta didik dam membentuk dan menumbuhkanpola piker dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran terhadap realitas keanekaragaman dengan menyediakan ruang aktivitas yang positif.

Dengan tema tersebut, kita tidak ingin peringatan hari pendidik Nasional tahun 2011 ini hanya sekedar ceremony biasa, tapi kita ingin wujudkan dalam kegiatan nyata. Insya Allah mulai tahun 2011 ini, pendidikan berbasis karakter kita mulai dari pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi.

Hadirin yang saya hormati,
Peringatan Hardiknas Tahun 2011 sekaligus merupakan momentum di mana kita memasuki Taham Percapatan Pembangunan untuk mewujudkan Kudus yang sejahtera. Meskipun upaya kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa telah menampakkan banyak kemajuan, namun kita juga sadar, bahwa masihg banyak kekurangan dan tantangan yang harus kita hadapi.



Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan tiga pilar kebijakan, yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta penguatan tatakelola, akuntabelitas dan citra publik pendidikan. Sejalan dengan kebijakan pusat itu, misi pembangunan pendidikan kita adalah mewujudkan wajib belajar 12 tahun yang terjangkau dan berkualitas.


Kesimpulan

Berkaitan dengan misi tersebut, pemerintah terus berupaya memajukan pendidikan di ataranya melalui Bantuan Operasional Sekolah, biasiswa bagi siswa yang kurang mampu, peningkatan kesejahteraan dan mutu pendidikan, serta peningkatan sarana prasarana pendidikan. Dengan kebijakan ini diharapkan tidak ada anak usia sekolah yang tidak sekolah karena alasan biaya. Untuk mewujudkannya, tentu perlu komitmen dan tanggung jawab kita bersama. Dalam kaitan itu, melalui peringatan Hardiknas tahun 2011 ini, saya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk bersama-sama membangun dan memajukan pendidikan agar kita bias menyongsong masa depan yang gemilang.

Penutup

Peserta upacara yang berbahagia,
Akhirnya, kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat dan pecinta dunia pendidikan. Semoga apa yang kita darmabaktikan dalam dunia pendidikan selama ini termasuk bagian dari amal kebajikan.

Salam penutup

Mari dengan semangat dan tekat yang kuat kita bangun bangsa ini melalui pendidikan dan terus tumbuh kembangan anak-anak kita menjadi manusia-manusia yang berkualitas agar kelak mampu mengangkat derajat negeri ini dimata dunia. selamat hari pendidikan nasional.
Wassalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar